1. |
Dentum Berdesakan
01:44
|
|
||
Anya made me cry di bawah pohon belimbingnya. Aku duduk sambil pegang gelas panas yang hampir mengupas kulit berisi kopi dengan ampas yang tak elok di mata tak elok di insta. Aku hampir lupa tata cara dansa dengan dentuman qwerty 128 bpm. Padahal keyboard komputerku sekarang lebih cool dari yang kupakai sepuluh tahun lalu. Bisa menyala lampunya rainbow seperti pin di tasmu. Aku malah menulis di ponsel yang tidak qwerty tapi 144 bpm karena yang berdesakan tak bisa menunggu kakiku untuk memanjat tangga ke ruang kerja. Lagipula Bogor pagi ini terlalu dingin untuk aku ke loteng dan mengetik di pojok genteng.
Selama ini kupakai ponselku layaknya nintendo switch. Kutembaki pesan-pesan teks tak kenal ampun tak boleh terlambat satu baris pun. Peluru mengamuk di jari-jariku, virtual keypad kujadikan joystick. Start, pause, continue: I beat myself from yesterday and yesterday.
|
||||
2. |
Tubuhmu Hijau Neon
01:19
|
|
||
di sekelilingnya terbentuk hologram yang memancarkan kalimat-kalimat melayang seperti tulisan dalam fortune cookie bercerita tentang kejadian-kejadian hidupmu yang tersimpan di pori-pori punggungmu mulai dari lahir soal nenekmu soal ibumu soal masa kecilmu yang meskipun berbentuk teks tidak dieja pakai mata tapi menjadi rasa baju di kulitmu pada malam-malam yang tak punya angin tak punya hujan tak punya lampu tapi tetap terang karena tubuhmu hijau neon sehabis berendam fluorescence sehingga mimpi-mimpimu glow in the dark kesedihanmu glow in the dark ketakutanmu glow in the dark seperti seharusnya biar jadi petunjuk jalan tahu mesti belok ke mana apa memang mesti belok kalau memang tak perlu karena takut babak belur kalau salah pilih jalan lalu masuk rumah sakit tapi jangan mati dulu biar tidak gelap.
|
||||
3. |
Masuk Toko Keluar Tokyo
02:08
|
|
||
Dengan kereta diesel
Ke kota kecil di langit penuh motel
Kita beli Sabtu yang banyak
Di pojok langitnya ada lima hari Minggu
Dan Senin sudah digigiti meteor
Aku benci Jumat malam
Ketika kunang-kunang bersembunyi
Di kolong tempat tidurku
Ketika lampu-lampu jalan pura-pura jadi bulan
Pusat-pusat perbelanjaan pura-pura jadi taman
Dan keramaian pura-pura jadi kawan
Aku sudah lupa rasanya terbang
Menggunting bakar tali di kaki
Membuatnya nyaris tanggal dari paha
Sampai asapnya menyeduh mata
Kita lupa cara tersesat
Masuk toko keluar di Tokyo
|
||||
4. |
Meledak Tanpa Suara
02:20
|
|
||
Meledak tanpa suara
Muntah udara
Kata-kataku tembus pandang
diraba baru terbaca
aku butuh dua telinga lagi
untuk mendengarkan bunga-bunga
yang tumbuh di ceritamu
Muntah udara
Meledak tanpa suara
Kata-kataku tembus pandang
diraba baru terbaca
Aku butuh dua telinga lagi
untuk mendengarkan bunga-bunga
yang tumbuh di ceritamu
Juga sebuah peta
Jalan pulang dan jadwal kereta
|
||||
5. |
Menggulung Timestamp
03:12
|
|
||
Hari-hari sekarang gulungan tali tanpa ujung yang cuma bisa diputus dengan gunting dan api. Tapi aku cuma punya pisau pemotong roti dan piring motif bunga. Rasanya baru kemarin waktu kita mengobrol di pinggir kolam yang kelewat gelap. Tertawa bertukar droplet, kamu tak six feet apart. Kujahit telinga dan mata kita antara langit dan androidku yang pecah kacanya. Saturnus yang terang di atas kepala, suara cincinnya mengutuk dari youtube-ku. Kutanam kutukannya dalam-dalam di tanganmu. Biar tumbuh jadi penangkal petir dan bunga yang wangi di dada. Sebelum kamu mengecil persegi lima inch melompat di kota-kota besar yang silau dan bertapa.
Kamu bilang dunia ini terlalu kecil untuk tidak pernah bertemu. Tapi jarak timestamp di antara
baris-baris
teks kita
terlalu besar.
|
||||
6. |
Disobek Kecil-kecil
02:42
|
|
||
mendadak disko tol jagorawi
rombongan presiden mau lewat
matamu disilet
lampu-lampu voorijder
di atas jalan tol ini,
bacaan kita sama:
papan petunjuk arah
jalan pecah-pecah
mencacah kita dalam
choose-your-own-adventure
kita seperti darah
yang ditancap gas
meluncur seperti punya pilihan
kiri bogor, kanan ciawi
sel-sel yang dibelah tak terhingga kali
kita dipompa kencang
sopir bluebirdku ryan gosling
melepeh peringatan 120km per jam
kita disobek kecil-kecil lalu
|
Valsalva Collective Indonesia
The Valsalva Collective is a hobby channeling post-pandemic project for the bored.
Valsalva Collective is currently:
@aps2201
@farhanahaha
Streaming and Download help
If you like Valsalva Collective, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp